jump to navigation

Buah Semangka Berdaun Sirih December 20, 2008

Posted by tantikris in reflection.
trackback

semangka2

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pagi ini aku mendapatkan sebuah kejutan !

Lihat foto diatas itu? Itu adalah foto pohon semangka yang buahnya masih sangat imut dan sedang berkembang untuk jadi besar dan matang. Aku belum pernah lihat pohon semangka sebelumnya. Yang membuatku surprised adalah pohon semangka itu tumbuh di halaman depan rumahku padahal aku tidak merasa pernah menanamnya dan baru kusadari keberadaannya setelah buahnya tumbuh sebesar itu!

 

Kok bisa sih aku nggak tahu?.

Kupikir-pikir lagi, sejak pertengahan Oktober lalu kami memang sangat sibuk karena ada beberapa kegiatan dan peristiwa yang membuat sering meninggalkan rumah beberapa hari. Kalaupun sedang ada dirumah, sepulang kerja lebih banyak menghabiskan waktu dengan kegiatan domestik di dalam rumah. Menyiram tanamanpun hampir tak pernah lagi kulakukan akhir-akhir ini karena turun hujan hampir tiap sore. Sebenarnya ada pak War, tukang kebun yang sebulan sekali datang membantu memotong rumput dan merawat tanaman, tapi sudah dua bulan ini kami tidak sempat bertemu dengannya jadi mungkin diapun tidak sempat memberitahukannya pada kami akan temuan ini.

 

Mungkin juga aku tidak terlalu memperhatikan karena tanaman itu tumbuh di luar pagar rumahku, di dalam berem (aduh, apa sih istilahnya, itu lho sebidang tanah di luar pagar rumah yang ditepinya disemen dan di cat seragam belang putih-hitam sisa acara tujuh belasan, bulan Agustus lalu) tepat disebelah tempat sampah yang terbuat dari semen dengan tutup kayu.  Tak habis pikir dan dengan takjub aku mengamati tanaman ini. Buahnya yang imut dan sedang tumbuh itu tertutup oleh daun-daunnya sehingga tak terlihat dari jauh. Hai semangka imut, mulai sekarang kami akan merawatmu sampai besar nanti. Aih… pagi-pagi dapat rejeki nih.

 

Kok bisa ya dia tumbuh disitu?

Mungkin dulu waktu aku membuang sisa semangka ke tempat sampah tanpa sengaja bijinya jatuh ke tanah disekitarnya lalu tumbuhlah dia dan berbuah seperti sekarang ini. Aku jadi teringat kisah tentang seorang penabur.*

 

Suatu ketika ada seorang penabur keluar untuk menaburkan benih.

Sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan lalu ada burung yang memakannya sampai habis, tak sempatlah benih itu tumbuh. Sebagian benih jatuh di tanah yang berbatu-batu yang tidak banyak tanahnya. Benih itupun segera tumbuh, tapi tidak lama dia segera layu dan kering karena tidak sempat berakar mengingat tanahnya hanya tipis. Sebagian benih jatuh di semak berduri, dia segera tumbuh tapi semak berduri tumbuh lebih kuat darinya lalu menghimpitnya dan matilah tumbuhan dari benih itu. Lalu yang sebagian lagi jatuh di tanah yang baik, maka, tumbuhlah dia dengan subur bahkan berbuah puluhan kali lipat.

 

Itu adalah kisah perumpamaan, benih yang ditaburkan tadi adalah firman Tuhan. Orang-orang yang ada dipinggir jalan itu adalah orang yang mendengar firman Tuhan tapi tidak memahaminya, lalu datanglah si jahat yang merampas firman yang baru ditaburkan pada mereka, tidak ada lagi bekasnya dalam kehidupannya. Benih yang jatuh ke tanah yang berbatu-batu adalah orang yang menerima firman Tuhan itu dan segera menerimanya dengan gembira tapi hanya sebentar dan tidak berakar, saat datang berbagai persoalan hidup tidak bertahanlah dia karenanya.

 

Benih yang ditaburkan ditengah semak berduri adalah orang yang mendengar firman itu dan menerimanya tapi kekuatiran dan keinginan-keinginan duniawi menghimpitnya sehingga meskipun benih itu tumbuh tapi tidak mampu untuk berbuah. Benih yang ditaburkan di tanah yang subur adalah orang yang mendengar dan menyambut  firman itu, menerapkannya dalam hidupnya hingga berbuah berbagai kebaikan.

 

Firman Tuhan telah ditaburkan untukku, aku telah mendengar dan menerimanya, tapi seperti tanah yang manakah diriku ini? Sejauh mana firman itu telah masuk dalam hidupku? Cukup kuatkah akarnya? Sungguhkah aku tidak hanya mendengarnya saja tapi juga sudah melakukannya dalam hidup sehari-hariku? Sudahkah aku menunjukkan buahnya dalam hidupku yang berupa kasih, sukacita, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri dan hal-hal baik yang lainnya?

 

Aku akan merawat buah semangka yang sedang tumbuh dihalaman rumahku ini sampai besar dan matang. Akupun ingin hidupku berbuah dari firman Tuhan yang telah ditaburkan dalam hidupku. Saat ini mungkin  buah itu masih belum tampak, atau masih seimut semangkaku, tapi pagi ini aku kembali diingatkan untuk selalu menjaganya, membuatnya tumbuh dan matang  bahkan berbuah banyak sehingga berkenan pada Sang Penciptanya.

 

Oh ya,

Jangan terkecoh dengan daun sirih yang ada diatas buah semangka di foto  itu ya, itu bukan berasal dari pohon semangka…”manalah mungkin?” Itu sih daun sirih beneran, aku memetiknya dari pohon sirih  yang memang selama ini  kami tanam di halaman. Aku meletakkannya disitu biar matching dengan syair lagunya Broery…. “buah semangka berdaun sirih”…. hehehe

 

*Matius 13:1-23

 

Comments»

1. yakub - December 20, 2008

Hahahaha…. aku kira pohon sirihnya ada di dekat pohon semangka mbak….

hmmmm tulisan yang mengesankan

Iya bener kok pohon sirihnya memang ada di dekat semangka itu tapi daunnya kan gak akan sampai disitu kalo aku nggak iseng meletakkannya..hehehe

2. diah - December 20, 2008

Dear Tanti……
Diam2 aku jadi pengagum tulisan2mu, tulisanmu selalu bermakna dalam….terus menulis ya…….

Secret admirer? ah.. nggak deh kan terang-terangan gini…hihi…

Terima kasih ya Diah, aku hanya menuliskan sesuatu yang keluar dari hati dan pemikiranku kok, bukan sesuatu yang khusus…
Aku akan mencoba untuk tetap menulis, trims !!

3. edratna - December 20, 2008

Iya, benih yang di tabur tak selalu tumbuh kan? Kalaupun tumbuh dengan suka rela, kemungkinan karena tanahnya subur. Tanpa kesuburan tanah yang cukup, agar benih tadi dapat tumbuh, perlu perawatan.

Sama seperti kita, dalam kehidupan berumah tangga, perlu pemupukan dan disirami tiap hari….agar kehidupan bisa tumbuh subur, sesubur semangka didepan rumahmu. Juga tanaman perlu disiangi, dibuang tanaman pengganggunya….adakah pengganggu yang suka mengganggu rumah tangga kita?
Jika tanaman tumbuh kuat, maka tetap akan subur dan berbuah, walaupun ada tanaman pengganggu disekitarnya.

Ahh …komentarnya jadi ngaco…

Hmm.. iya Bu.. iya….
*manggut-manggut*

4. p u a k - December 20, 2008

Mbaaak.. aku masih termasuk ‘tanah yang berbatu’, akarnya tidak tumbuh dengan kuat. Tapi aku selalu berusaha….belum selesai.
Thanks ya untuk mencerahkan lagi.
GBU.

Demikianpun aku, masih selalu berusaha,
terus dan terus untuk menjadi lebih baik, begitu kan?

5. Ikkyu_san - December 20, 2008

Mungkin akarku akar serabut
Mungkin benihku benih yang tidak subur
Tapi dengan siraman kasih dari teman-teman
dan berlindung selalu padaNya
aku harap aku bisa berbuah bagi sesamaku

GBU Tanti…dan selamat menyambut kedatanganNya
(sambil menyanyi Whispering Hope)

EM

Amin.

*nyanyi*
..whispering hope oh how welcome Thy voice
making my heart in its sorrow rejoice…

Selamat menyambut Natal juga.
GBU 2 Imelda.

6. Yoga - December 20, 2008

Isengnya itu, sudah mencurigakan dari awal.. daun sirihnya kok maksa banget 😀

Dirawat semangkanya ya mbak, nanti kalau udah waktunya dibelah jangan lupa kabari kami 😀

Hehe… maksa yah? maklum detektif yang ngelihat, ketahuan deh… 🙂
Kami mau berusaha merawatnya nih, tapi saking sayangnya… jangan-jangan nanti nggak tega membelahnya ya? 😦

7. mascayo - December 20, 2008

kehidupan milik siapa saja ya mbak … termasuk benih yang tertabur “mungkin” tanpa sengaja. (*kalau saya sengaja ditabur sama bapak saya hehehe)

Sengaja ditabur?… hihihi….

Setiap kehidupan sudah ada dalam rencanaNya,
ajaib yah?

8. erna - December 20, 2008

Tan.. nanti kalo sudah panen bagi-bagi yha?

Kalo cuma 1 apa namanya panen juga ya? 😀
Nanti deh aku kasih pengumuman.

9. sonyssk - December 20, 2008

Aku berdoa, semoga benih yang jatuh di rumah Tanti, tumbuh dengan subur karena dirawat dengan penuh keyakinan dan kedamaian. Supaya dari rumah itu juga terpancar cinta kasih yang sejati itu. Selamat menyambut kedatangan sang raja damai.

Terima kasih bang, Amin.

10. tutinonka - December 21, 2008

Pertama sempat kaget lihat semangka kok daunnya sirih. Lalu sadar dan tersenyum, pasti hasil ‘prakarya’ Mbak Tanti nih … 😀

Begitulah, benih yang tak ditabur dengan sengaja ada kalanya tumbuh subur, sementara benih yang ditanam dengan penuh harapan malah tak berhasil. Barangkali ini cara Tuhan menunjukkan kuasa dan kehendakNya, agar kita selalu menghargai kehidupan yang sudah ditumbuhkanNya …

Saya tuh sering mikir kalo dengar lagu itu, ‘nggak banget deh’..semangka sama sirih apa hubungannya? lalu jadilah malah saya iseng membuatnya jadi nyata… hehehe

Betul Mbak, kehidupan adalah rahasia Sang Pencipta, jadi sudah sepatutnyalah kita menghargainya dan menjadikannya sesuatu yang bermakna.

11. japspress - December 21, 2008

nama tanah di pinggir trotoar itu “berm” mba, hehehe… wah asik sekali di berm-nya ada tanaman semangka berbuah pula… kebayang kalo nanti jadi banyak, trus disitu pas lagi musim berbuah, banyak bola2 hijau …. waaw… pasti keren banget….. hehehe… salam -japs-

“Berm” yah… (berarti aku bener, salah dikit nulisnya 🙂 ) .. Wah Japs, kalo banyak buahnya bisa-bisa aku pindah profesi jadi petani semangka dong…. hihihi…

12. Daniel Mahendra - December 21, 2008

Oalah, Mbak.. Mbak…
Masih mending kalo berdaun sirih. Coba bayangkan kalau buah semangka itu berdaun pintu. Nggak kebayang kan?

Jadi, piye? Mau ganti profesi jadi petani semangka?

*kabur yang jauh banget*

Ganti profesi? hmmm… aku pikir-pikir dulu.. eh, enaknya gimana ya Dan?
Lho.. Dan… Dan….
lha.. kabur dia…. mau diajak bertukar pikiran ini…
Lah…. kaburnya jauh lagi…ke luar negeri…

13. prameswari - December 21, 2008

Mbak, moga-moga benih-benih buah lainnya bisa tumbuh subur juga. Lumayan bisa bikin rujak manis siang-siang….. hehehe

Amin. Semoga subur.

*Kepikiran, jadi petani buah atau buka konter rujak manis :D*

14. tren di bandung - December 22, 2008

justru dengan himpitan yang ada, dengan permasalahan yang muncul, dengan kesadaran tentang adanya godaan dunia, membuat kita membutuhkan petunjuk dari Tuhan.

Tuhan selalu berusaha memberi kebaikan. tapi kita lebih sering abai dan lalai. sepertinya masalah yang menyibukkan kita itu tidak pernah membutuhkan Dia.

Iya, padahal kasih setiaNya pada kita tak pernah berhenti dan Dia selalu ada untuk kita.

15. dyah suminar - January 3, 2009

mbak Tanti…apa kabar ?? maaf Bunda lama gak kunjung….alasan klasik ..repot gitu deh, nggak mutu ya ?/
Tulisan mba tanti selalu memberi makna yang sangat penting untuk kehidupan….
Yang terbaik untuk kita…..belum tentu baik dihadapan Tuhan,tapi yang telah diatur baik oleh Tuhan…itulah justru terbaik untuk manusia.
Tapi realitanya sering kita tidak sadar…manusia kebanykan MAU ,tapi pelit memBERI…
Bunda mengalami cerita buah semangka,,,tapi ini pohon cabe rawit….nggak nandur kok tumbuh ..dan buahnya luar biasa banyak….

Aih Bunda rawuh… kangen deh…
inggih, nggak papa kok Bun, dimaklumi dengan segenap hati.. hehehe..
Wah, jadi nanti kita barengan panen ya Bun,
semangka dan cabe rawit..
Semoga kita juga panen berbagai buah kebaikan 🙂

16. Buah Semangka Berdaun Sirih Versus Buah Pisang Berpohon Nangka - November 29, 2009

[…] Sudah tidak usah lagi diperdebatkan tentang ungkapan Buah Semangka Berdaun Sirih, karena adalah hal yang mustahil (kondisi normal). Tapi kalo dibuat fotonya bukan tidak  mungkin, lihat aja foto disamping, ini salah satu karya seorang blogger Indonesia Tantikris. […]

17. virza sersansatu - September 3, 2010

ehhh dhalamn rmh gw jg tmbuh phn smangka dan berbuah jg imut” loh buahnya tp bngung cara rawatnya gmna.


Leave a comment